Wednesday, February 15, 2012

Rabu adalah..


Rabu adalah singkatan dari "Rasakan bahagia dalam kalbu"

Apakah kita bersyukur hanya kalau kita mendapatkan sesuatu? Kalau sedang senang dan kita bersyukur, itu sih biasa. Tapi bagaimana kalau kita sedang ada masalah? Apakah kita menggerutu dan marah-marah? Apakah kita bisa mensyukuri setiap kejadian dalam hidup kita? Waktu anak saya masih kecil, dia sering menangis di malam hari. Padahal tiap hari saya harus bekerja. Tapi saya bersyukur bisa bangun di malam hari dan memberikan ASI kepada anak saya.

Saya senang ketika di malam hari dia terjaga dan memanggil "Mama. Mama". Malah saya sengaja melarang baby sitter untuk bangun di malam hari dan mengurus anak saya. Saya pikir, toh tidak lama dia begitu. Nanti kalau dia sudah besar, dia tidak akan lagi memanggil "Mama. Mama" ketika terjaga di malam hari. Jadi saya nikmati keadaan itu. Saya syukuri saat-saat tiap malam saya bangun dan menggendong anak saya. Biarlah hati kita selalu dipenuhi rasa syukur. Biarlah kalbu berseri. Hati yang gembira adalah obat yang paling manjur.


Diambil: milis kantor, tapi entah siapa yang ngirim ini. saya belum kenal.. :)

Monday, February 13, 2012

Senin adalah..


Senin adalah singkatan dari “Semangat Nan Indah”
Sebagian orang mengharap-harap tibanya hari Senin karena hari itu mereka mendapat uang. Yang telah libur, kembali berjualan sehingga uang masuk lancar lagi. Yang bekerja harian, berarti upah harian akan diterima kembali.
Sebagian orang tidak suka dengan hari Senin. Yang malas bekerja merasakan beban berat karena Senin berarti mulai bekerja kembali. Yang tadinya bisa santai di rumah, kini harus kembali masuk kantor. Anak sekolah kembali bersekolah, tidak bisa main-main Play Station lagi. Para ibu harus bangun pagi lagi untuk memasak makan pagi anak-anak yang akan berangkat sekolah. Ada yang menunggu-nunggu hari Sabtu lagi yang rasanya masih sangat lamaaaa…..
Apapun sikap yang kita pilih, tidak akan merubah hari Senin. Senin tetap datang. Senin tetap harus kita lalui entah kita senang atau tidak. Sikap mana yang akan kita pilih? Memulai hari Senin dengan menggerutu atau memulai hari Senin dengan Semangat Nan Indah?
Tulisan diambil dari: milis kantor.
Gambar diambil dari: google.com

Tuesday, February 07, 2012

KopDar Regional Jakarta


Tanggal 28 Januari, saya menerima pesan pendek dari teman saya, Eross. Dia memberitahukan saya, bahwa dia dan teman-teman yang lain akan mengadakan KopDar pada hari Minggu, di Museum Bank Mandiri.
“Kalo gak sibuk, dateng ya. Sudah lama gak ngumpul kan?”
Saya kaget. Betul juga apa kata dia. Akhirnya, saya memutuskan untuk berkumpul dengan mereka dan melakukan ritual “bersyukur dan berbagi mimpi” bersama-sama.
Pada hari yang ditentukan, akhirnya kami berkumpul dan membentuk lingkaran besar seperti ini.
Acara pertama, Kenalan. Biarpun sudah kenal dan hampir bosan, semuanya tetap wajib menyebutkan Nama, Domisili dan Kesibukan sekarang. Soalnya, pasti ada saja yang domisili-nya berubah, atau baru pindah kerja. Dan karena orangnya lumayan banyak yang dateng, buat ngumpulin mereka aja, udah butuh waktu hampir 1 jam. Ada yang datang langsung dari luar kota loh. Hebat yah?
Sesudah kenalan yang biasa itu, saatnya berbagi Kutipan Inspirasi. Disini, saya dan lainnya diwajibkan untuk memberikan Kutipan minimal satu kutipan yang positif dan dapat memberikan inspirasi bagi teman lainnya. Banyak sekali kutipan dari mereka yang ciamik *alah, bahasanyaa..* ini beberapa diantaranya yang menurut saya paling menarik, semuanya Anonim yaa. Mungkin sudah sering dilihat di banyak situs, hanya saja saya tidak hapal ini kutipan milik siapa. :)
“Hiduplah seperti tukang parkir, tidak akan menangis ketika kendaraan-kendaraannya diambil. Karena ia tahu, kalau mobil tersebut hanya titipan.”
“Kita akan bahagia bukan karena memiliki banyak hal, tapi kita bisa bahagia karena tidak membandingkan apa yang kita miliki dengan milik orang lain”
“Kalo kamu tidak bisa menjadi pensil yang mampu menuliskan bahagia, minimal jadilah penghapus yang bisa menghilangkan duka”
“Mimpi-mimpi itu bukan serta merta kita berusaha, lalu terwujud begitu saja, tapi Allah akan memberikannya lewat kejutan-kejutan indah yang tidak terduga”
“Jangan terlalu percaya dengan kata BE YOURSELF, ubahlah menjadi  BE (A BETTER) YOURSELF”
Lalu berikutnya, berbagi Syukur Dalam Hidup. Jadi, masing-masing orang dipersilakan untuk membagi rasa syukurnya atas sesuatu yang baru diperoleh dalam hidupnya. Misalnya, baru dapat uang bonus, atau baru dapat kerjaan baru, atau mau menikah. Tidak bermaksud untuk sombong, tapi dengan berbagi rasa syukur, siapa tahu membuat teman-teman lainnya bisa lebih termotivasi dalam berusaha meraih cita-cita dan mimpinya masing-masing.
Meski sudah diajak bersyukur, yang namanya manusia pasti masih punya keinginan lain yang belum tercapai. Jadi, kami semua juga berbagi Impian. Tanpa rasa malu, semuanya membauar dan mnyuarakan mimpinya masing-masing. Siapa tahu, teman lainnya bisa memberikan jalan atau ide bagaimana mewujudkan impian teman lainnya. Menarik, ada 5 orang yang dengan terbuka mengatakan ingin menikah di tahun ini, meskipun mereka belum punya pacar. Saya mengungkapkan bagaimana saya ingin memiliki usaha di rumah sehingga tidak perlu kerja kantoran lagi saat saya sudah menikah nanti.. :D
Yang terakhir, tentu saja yang paling seru. Ngumpulin receh. Saya dan teman-teman lainnya, sudah berkomitmen pada diri kami sendiri, untuk mengumpulkan recehan kami setiap harinya, lalu mengumpulkannya setiap bulan dan dimanfaatkan untuk membantu orang lain. Cewek-cewek membawa recehan lengkap dengan celengannya, sedangkan yang cowok karena kebanyakan malu membawa celengan, mereka biasanya sudah menukar uang mereka dengan uang kertas terlebih dahulu agar mudah dibawa. Ini gambar recehan kami pas lagi dihitung. Banyak kaaan?
Sesudah menghitung “penghasilan” kami bulan ini, kami sudah boleh ketawa-ketiwi sesuka hati dan cerita hal-hal yang tidak penting lainnya. Kebetulan karena masih banyak yang belum pernah masuk ke dalam Museum Bank Mandiri, kami sedikit saja mengitari untuk melihat-lihat. Karena waktu yang sudah sore dan banyak yang masih memiliki kegiatan lainnya, maka kamipun berpose bersama sebelum berpisah.
Rasanya senang bisa berkumpul dengan mereka. Orang-orang yang masih selalu mau menyisihkan sedikit dari apa yang mereka punya. Meskipun yang mereka punya, tidak bisa dibilang berlebih juga. Sebagian dari mereka, bahkan masih kuliah. Receh yang kami kumpulkan, benar-benar receh yang bisa kami sisihkan, tanpa ada target ataupun minimal yang harus kami penuhi.
Ah, terima kasih teman. Kalian selalu saja mampu membuat saya bersyukur tanpa harus melihat ke bawah. :)
Salam receh!!
Kutipan: diambil dari catatan milik Andra.
Foto: diambil dari koleksi pribadi milik Ria dan Eross.

Saturday, February 04, 2012

The Iron Lady


Siapa yang tidak mengenal The Iron Lady, Margaret Tatcher? Rasanya hampir tidak ada.
Diberi julukan The Iron Lady, atau biasa juga disebut sebagai Wanita Bertangan Besi (bukan istrinya Iron Man yah..) tentunya bukan tanpa alasan.
Sebagai Perdana Menteri wanita  pertama di Inggris, sudah tentu hanya dapat diemban oleh wanita yang pintar dan kuat.
Film ini merangkum perjalanan Margaret Tatcher sejak masih berjuang di Partai Konservatif, lalu berhasil menjadi Perdana Menteri sampai akhirnya ‘lengser’ dan kembali menjadi penduduk Inggris biasa.
Film ini memilih alur maju mundur secara tidak beraturan untuk menggambarkan keadaan Tatcher pada masa muda hingga masa sekarang.
Margaret muda (Alexandra Roach) adalah seorang anak dari pedagang kelontong yang berhasil masuk ke Oxford University lalu berkecimpung di bidang politik.
Sempat gagal dalam perwakilan daerahnya untuk menjadi wakil dari Partai Konservatif, tidak membuat Margaret menyerah. Setelah akhirnya menikah dengan Dennis Tatcher (Jim Broadbent), Margaret berhasil menjadi wakil daerah terpilih. Dan dimulailah pertarungan politik miliknya.
Menjadi satu-satunya wanita diantara puluhan bahkan ratusan pria, digambarkan secara klise di film ini. Digambarkan, semua pria memakai setelan baju berwarna hitam dan Margaret yang sudah tidak muda lagi (Meryl Streep), yang hampir selalu memakai baju berwarna biru, menjadi satu-satunya wanita dan terlihat sangat mencolok.
Perjalanan politiknya menjadi semakin menarik saat Margaret mencalonkan diri sebagai Ketua Partai Konservatif dan Perdana Menteri sekaligus. Keduanya tercapai. Itulah puncak karirnya.
Menjadi Perdana Menteri memang bukan tugas yang mudah, banyak sekali keputusan-keputusan penting yang harus diambil dan terkadang harus mengorbankan orang lain. Perang yang memakan banyak korban, goncangan ekonomi hanya dua contoh hal yang membuat Margaret dicerca oleh rakyatnya.
Namun dengan segala kegigihannya juga ketegasannya, Margaret berhasil membuat Inggris bangkit dari keterpurukkan ekonominya, dan menjadi Inggris yang makmur.
Bukan politik namanya jika tidak ada konflik dan permainan. Karakter Margaret yang dirasa semakin lama semakin keras dan tidak memiliki toleran, membuat beberapa temannya merasa sudah waktunya Margaret untuk turun dari jabatannya sebagai Perdana Menteri.
Film ini juga menceritakan kehidupan pribadi dari Margaret Tatcher, meskipun tidak terlalu banyak. Dari awal, sudah diceritakan bahwa Margaret di masa tuanya menderita penyakitdementia, tidak dapat membedakan masa lalu dengan masa sekarang. Dia masih sering dibayang-bayangi oleh sosok mendiang suaminya. Terkadang Margaret masih bercerita, berdansa bahakan meladeni Dennis selayaknya Dennis ketika masih hidup.
Saya berdecak kagum melihat akting dari Meryl Streep yang dapat membuat saya merasakan kuatnya karakter dan kelugasan dari seorang Margaret Tatcher. Sayangnya, pemain lainnya tidak ada yang bermain sebaik Meryl Streep. Kostum dan make-up yang baik, hanya membuat Meryl Streep terlihat lebih bersinar dibandingkan pemain lainnya.
105 menit nampaknya tidak cukup untuk menceritakan perjalanan seorang Margaret Tatcher. Buktinya, banyak konflik-konflik yang seharusnya bisa diceritakan dengan lebih menarik, begitu saja diberikan ending yang kurang greget.
Penulis naskah film ini, Abi Morgan nampaknya ingin sekali memuat semua cerita dari Margaret Tatcher. Sayangnya, justru hal tersebut yang membuat film ini nampak kurang fokus dan greget. Kalau saja film ini hanya berfokus pada beberapa masalah, mungkin hasilnya akan berbeda.
One must know when to stop, and Margaret Tatcher does..
4* untuk film ini. 2* untuk Maryl Streep, 1* untuk kostum + make-up dan 1* untuk ceritanya.
Note: Gambar diambil dari sini..

Friday, February 03, 2012

Measurement Tape



Oleh-oleh dari luar negeri biasanya berbentuk gantungan kunci, magnet kulkas atau permen coklat. Tapi kali ini saya mendapatkan yang sedikit berbeda. Ini namanya Measurement Tape atau meteran, bahasa kerennya.
Apa istimewanya? Meteran-meteran biasa yang suka digunakan oleh penjahit, terbuat dari bahan yang bisa melar. Jadi setelah digunakan selama kurang lebih 4 bulan, meteran tersebut sudah tidak akurat lagi ukurannya.
Nah, meteran yang dibelikan oleh teman saya di atas, terbuat dari bahan yang tidak melar namun halus sehingga tidak akan melukai permukaan kulit saat digunakan untuk mengukur. Ditambah kemasannya yang langsung dapat menggulung dirinya sendiri, meteran ini memang well packaging sekali.
Terima kasih yaaa.. Meteran ini pasti bakal saya simpan terus.. :)

Sunday, January 29, 2012

Coldplay - Fix You

When you try your best but you don't succeed
When you get what you want but not what you need
When you feel so tired but you can't sleep
Stuck in reverse.

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Saturday, January 28, 2012

Me, being a merchandiser..

Meja Tercinta

2 hari belakangan ini, saya mulai berkemas. Dalam arti kata, mulai membawa pulang buku-buku bacaan saya dari kantor ke kosan. Mulai menata file-file cantik di kantor, dan membuat berbagai macam recap-an kerjaan. Ya, dalam beberapa hari lagi, saya berencana akan pindah kerja.

Pagi ini, saya mulai menata email kantor saya. Saya mulai menghapus email-email pribadi yang menggunakan alamat email kantor. Dan mendadak, ingatan saya memaksa saya untuk mundur dan mengingat masa dimana saya masih menjadi anak baru di kantor saya yang sekarang.

4 tahun yang lalu, saya sudah merasa bingung bukan main jika mendapat email yang jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari. Bukan bingung karena saya tidak mengoperasikan komputer, tapi bingung menjawab email tersebut. Takut-takut saya membalasnya, memeriksanya sekitar 20 kali, baru dikirim dengan mengucap Bismillah terlebih dahulu.

Bandingkan dengan keadaan saya sekarang. Setiap harinya, ada sekitar 400-500 email yang masuk ke inbox. Setelah membacanya, saya sudah dapat dengan mudah menjawab email tersebut dan tanpa memeriksanya lagi, langsung saya kirim.

Saya tersenyum. Ah, saya sudah jauh berkembang rupanya.

Siangnya, bos cowok saya memanggil. Semua teman saya memanggilnya Mr.Sumal, tapi saya memanggilnya Pak Sumal. Dia adalah bos tempat saya mengadu ketika saya sedang ada masalah dalam pekerjaan. Sayapun menghampiri dan duduk di sebelahnya.

"Ya, Pak?"

"Do you remember, your first lesson from me? About being a merchandiser?"

"Yes, Pak. Saya ingat."

"Can you repeat it for me?"

"Sure. Being a merchandise is not easy. You need to have 4 important things. Commitment, discipline, details and capability of follow-up."

"Good girl. ......"

Percakapan selanjutnya berujung pada ketidakrelaan bos saya ini melepas saya.

"Kamu ingat, 4 tahun yang lalu, pertama kali kamu saya panggil untuk diskusi? I remember, your hand is trembling. Do you remember?"

"Hehehe, iya Pak. Inget bangeeeeet.. "

"Now, look at you. Sitting next to me as a partner, and shout at me when I made a mistake on number."

"Hahahaha, sorry ya Pak. No hard feeling deh.."

"Kamu sudah menjadi merchandiser yang hebat. Saya bangga."

"Terima kasih, Pak.."

"Tapi saya, I'm disappointed with myself. Saya tidak bisa memberikan yang terbaik buat kamu, so that you decided to go from here."

......

Saya memang cengeng, mendengar dia berkata seperti itu, membuat saya sedih. Sangat sedih. Perjalanan saya selama di kantor ini, tidak mudah. Banyak yang sudah saya korbankan di dalamnya. Air mata, darah, sakit, amarah, energi, waktu, pikiran, semuanya tidak dalam ukuran yang wajar. Bukan sekali dua kali saya menangis karena kesal dan hampir tidak tahan. dengan tekanan yang diberikan. Tidak terhitung lagi sakit yang sudah mampir, mulai dari sakit kecil macam demam sampai ke typhus. Belum lagi waktu yang saya habiskan di kantor setiap harinya, jelas bukan jam kerja yang wajar.

Anehnya, semua sakit, sedih, amarah dan semua rasa yang campur aduk tersebut akan hilang dan berganti dengan senang ketika semua produk sudah jadi. Terobati begitu saja, tanpa bekas. Dan beberapa waktu kemudian, saya justru akan menertawakan kebodohan-kebodohan saya dalam mengambil keputusan hingga akhirnya saya bisa termakan amarah dan rasa lainnya.

Ya, saya mencintai pekerjaan saya. Menjadi seorang Merchandiser. Saya akui, perusahaan saya kurang menghargai karyawannya, termasuk saya. Tapi itu semua diluar dari jenis pekerjaan saya. Sejak tahun pertama saya bekerja, saya sudah jatuh cinta dengan pekerjaan saya ini. Tidak banyak orang yang bisa mencintai pekerjaannya. Dan saya, bersyukur akan hal ini.

Ya, saya telah banyak berkembang. Menjadi yang termuda dalam team inti, duduk berdiskusi dengan orang yang tadinya adalah atasan saya, memiliki beberapa orang yang selalu membantu saya, semakin membuat saya sadar, saya sudah sangat jauh melangkah dari titik awal saya di bidang ini.

Pada titik ini, dimana saya memutuskan untuk pindah, bukan berarti saya berhenti mencintai pekerjaan saya sebagai seorang Merchandiser. Tapi saya merasa, ini memang waktu yang tepat untuk mencoba jenis pekerjaan yang lain. Yang belum saya kuasai, yang mungkin akan bisa membuat saya jatuh cinta lagi.

Semakin lama, saya semakin mengenal "ruang bermain" saya ketika menjadi seorang Merchandiser. Dan semakin hari, saya semakin menguasainya. Semakin saya menguasainya, maka semakin besar cinta saya pada pekerjaan ini.

And too much love, will kill me. Right?

*beres-beres meja lagi*